Daerah yang mendapatkan julukan negeri seribu bukit ini berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas wilayahnya sekitar 10.710 km2 dan titik tertinggi adalah Gunung Wanggameti 1.225 meter.
Terdiri dari 4 kabupaten yaitu, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Pulau Sumba memiliki bentang alam yang didominasi padang rumput dan kaya akan keragaman hayati. Wilayah ini terkenal akan wisatanya yang terletak pada keindahan pulau yang eksotis.
Sumba berbatasan dengan Flores di timur laut, Timor di timur, Sumbawa di sebelah barat laut, dan Australia di selatan dan tenggara. Di pulau ini terletak Selat Sumba.
Di bagian selatan dan barat terletak Samudra Hindia dan Laut Sawu terletak di bagian timur. Lalu, bagaimana sejarahnya? Keindahan tempatnya? Simak penjelasan berikut.
Table of Contents
Sejarah Singkat Pulau Sumba
Asal usul nama Pulau Sumba berasal paduan tradisi lisan masyarakat lokal, sejarah yang ditulis oleh penjelajah Eropa, dan armada perang patih Gajah Mada.
Penjelajah Eropa memberikan sebutan yang berbeda-beda sesuai dengan pengamatan terhadap keunikan dan kekayaan alam Sumba.
Diantara sebutannya adalah Pulau Cendana, Pulau Sumba, Pulau Subao, Pulau Humba dan Pulau Sandalwood.
Menurut sejarah, Pulau Sumba pertama kali muncul di abad 14 pada masa Kerajaan Majapahit.
Di tahun 1350, Gajah Mada sebagai patih Kerajaan Majapahit mengucap janji tidak akan makan palapa jika belum mempersatukan nusantara. Sekitar tahun itu, Gajah Mada menaklukkan Kalimantan, Sumatera, Pulau Seram, Timor hingga Larantuka.
Di perjalanan pulang, armada menaklukkan sejumlah daerah yaitu Sumbawa, Bali, dan Bima. Lalu, di tahun 1357, menaklukkan Dompu yang bersamaan menaklukkan Sumba. Hal ini tertulis dalam Kitab Negarakertagama yang ditulis Empu Prapanca.
Di tahun 1522, kapal Portugis berlayar menuju Sabu dan Sumba. Antonio Pigafetta, perwira dalam kapal tersebut sering mendengar nama cendana. Kemudian, ia menggambar peta dan diberi nama Cendam.
Tapi, Jacopo Gastaldi seorang juru gambar, menggambar peta lain yang diberinya nama Subao.
Sebelum bangsa Eropa datang, Pulau Sumba tidak pernah dikuasai oleh bangsa manapun. Kemudian, tahun 1866, dikuasai oleh Hindia Belanda dan selanjutnya menjadi bagian dari Indonesia.
1. Asal Usul Suku Sumba
Menurut cerita, suku Sumba berasal dari 4 kelompok, dengan nenek moyang mereka yang mendarat di tempat berbeda di Pulau Sumba.
Suku bangsa Sumba merupakan suku yang berasal dari kata “Humba” memiliki arti asli. Mereka menyebut diri sebagai Tau Humba yang berarti penduduk asli yang mendiami Pulau Sumba.
Kamu tahu? Secara rasial, masyarakat Sumba adalah campuran dari ras Mongoloid dan Melanesoid.
Penduduknya sebagian besar menganut kepercayaan animisme marapu dan Agama Kristen. Agama Islam dengan jumlah kecil bisa ditemukan di sepanjang kawasan pesisir.
2. Pakaian Adat Sumba
Pakaian adat suku di Pulau Sumba terbilang cukup sederhana. Pakaian pria dikenal dengan hinggi yang dikenakan terdiri dari dua lembar yaitu hinggi kawuru dan hinggi kombu.
Di bagian kepala dilengkapi ikat kepala yang dililitkan dan diikat membentuk jambul dengan posisi depan atau samping kiri dan kanan tergantung simbol yang ada. Ikat kepala ini disebut tiara patang.
Pada pergelangan tangan kiri mengenakan perhiasan sebagai simbol strata sosial dan kemampuan ekonomi. Perhiasan tersebut disebut muti salak dan kanatar.
Wanita mengenakan kain dengan nama yang berbeda-beda yaitu lau mutikau, lau pahudu, lau kawuru, dan lau pahudu kiku.
Dikenakan sampai setinggi dada dan bahu ditutup dengan taba huku berwarna senada dengan kain yang dipakai.
Bagian kepala, diikat tiara warna polos yang dilengkapi dengan pemakaian hai kara atau tiduhai. Dahi dipakaikan maraga, telinga diberi perhiasan, leher diberi kalung emas untuk membuat penampilan semakin menawan.
Baca juga: 7 Motif Kain Tenun Sumba, Apa yang Membuatnya Spesial?
Sumba dengan Julukan Negeri Seribu Bukit
Sumba dijuluki dengan Negeri Seribu Bukit bukan tanpa alasan karena memiliki banyak bukit yang menjulang mengelilinginya.
Daerah ini menjadi destinasi wisata dengan pemandangan indah dari atas bukit. Sepanjang mata memandang akan terlihat hamparan padang rumput hijau dan bukit-bukit.
Keindahan tersebut semakin menawan dengan hadirnya kuda liar, anak-anak yang bermain, dan kontur jalan yang unik.
Kamu bisa melihat semua keindahan tersebut dengan perjuangan melewati medan yang sedikit mendaki dan lumayan terjal.
Tapi, akan terbayar lunas jika sudah melihat pemandangan indah dari atas.
Penasaran dengan keindahan bukit yang ada di Sumba? Berikut beberapa bukit yang ada di Sumba:
1. Bukit Wairinding
Bukit ini ada di Desa Pambotanjara, Waingapu, Sumba Timur dengan hamparan perbukitan berjajar sabana luas.
Warnanya dipengaruhi dengan musim, di musim hujan akan menyajikan hamparan rumput hijau. Musim kemarau berwarna kuning-coklat. Tempat ini menawarkan pemandangan sunset yang sangat indah berlatarkan bukit.
2. Bukit Tenau
Bukit Tenau menawarkan perbukitan yang luas dan indah, memberikan suasana ketenangan. Letaknya tidak jauh dari pusat kota Waingapu.
Meskipun begitu, untuk bisa mencapai bukit tidak mudah. Caranya dengan menggunakan sepeda motor dengan waktu tempuh 20 – 30 menit dari pusat kota.
3. Bukit Mondu
Bukit Mondu adalah tujuan wisata yang populer di Sumba. Terutama untuk kamu yang suka hiking, wisata sekaligus olahraga.
Dari puncak bukit bisa menikmati sunset dan sunrise paling indah, terlihat cahaya terbit dan terbenam sempurna menyemburkan warna oranye yang indah.
Selain itu, terlihat hamparan sabana yang menawan. Tidak ketinggalan pemandangan desa dari ketinggian.
Perbedaan dari Sumba dan Sumbawa
Belakangan ini, nama Sumba dan Sumbawa sedang naik daun karena memiliki potensi wisata alam dan budaya yang menawan. Lalu, tahukan kamu apa bedanya Sumba dan Sumbawa?
Perbedaan yang paling terlihat adalah letaknya yang berada di pulau berbeda, Sumba berada di Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan Sumbawa terletak di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Selain itu ada perbedaan lain dari keduanya, apa saja itu? Berikut perbedaan Sumba dan Sumbawa:
1. Tradisi Kuda yang Berbeda
Kuda sumbawa memiliki ekor panjang dan berbulu lebat dengan ciri khas warna tubuh dominan. Tubuhnya kecil dengan punggung rata.
Sumbawa memiliki tradisi balapan kuda. Biasanya diadakan bersamaan dengan Festival Moya sekitar Agustus – September.
Kuda Sumba disebut Sandalwood Pony, dikenal menjadi kuda pacu. Warna rambutnya bervariasi, ada putih, hitam, merah, abu-abu, belang, bopong. Penduduk memanfaatkan sebagai alternatif kendaraan sampai sekarang.
Pada tradisi Pasola atau tarian perang, kuda dimanfaatkan sebagai kendaraan, biasanya digelar Februari dan Maret.
2. Bukit Wairinding dan Pulau Kenawa
Destinasi yang identik dengan Sumba adalah Bukit Wairinding dan Sumbawa adalah Pulau Kenawa dengan pemandangan yang sangat indah. Kedua ikon tersebut menjadi tujuan wisata unggulan wisatawan.
3. Rumah Adat Berbeda
Rumah adat Sumba disebut uma mbatangu dengan atap runcing dan tinggi. Di dalam rumah adat terdapat benda pusaka yang berhubungan dengan hal-hal metafisika.
Sumbawa memiliki rumah adat dengan nama Rumah dalam Loka yang didirikan oleh pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III. Kabarnya, saat ini digunakan sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah milik Sumbawa.
Julukan negeri seribu bukit dengan sejarah yang menarik, cukup membuat penasaran untuk bisa berkunjung menikmati keindahan yang ditawarkan oleh Pulau Sumba.
Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk berkunjung ke Sumba?
Jika iya, pastikan kamu sudah membaca panduan berwisata ke Sumba disini.
Jika sudah siap untuk liburan ke Sumba, IndonesiaJuara memiliki paket Open Trip atau Private Trip bagi kalian yang ingin liburan ke Sumba tanpa ribet. Itinerary, destinasi wisata, dan tour guide lokal sudah lengkap di dalam paket tersebut.
Cek disini: