Mengenal Gunung Lewotobi: Gunung Berapi Kembar di Flores yang Masih Aktif

Letusan Gunung Lewotobi Laki Laki | IndonesiaJuara Trip

Gunung Lewotobi adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Gunung Lewotobi menarik perhatian tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga aktivitas vulkaniknya yang cukup tinggi. Sebagai gunung berapi aktif, Gunung Lewotobi sering menjadi objek penelitian oleh para ilmuwan yang tertarik dengan fenomena alam vulkanik. Bagi kamu yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Gunung Lewotobi, mulai dari sejarah, erupsi, hingga dampaknya terhadap kehidupan masyarakat dan pariwisata sekitar, simak informasi lengkap berikut ini.

Gunung Lewotobi Terletak di Mana?

Gunung Lewotobi adalah dua gunung berapi kembar yang memiliki puncak hampir setinggi. Letaknya berada di bagian tenggara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Secara administratif, Gunung Lewotobi berada di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, dengan sebagian kecil wilayahnya juga mencakup Kecamatan Ile Bura.

Gunung Lewotobi terletak sekitar 600 km dari Labuan Bajo, destinasi wisata utama di Flores. Dari Labuan Bajo, kamu dapat melakukan perjalanan melalui jalur darat yang akan memakan waktu sekitar 15 hingga 16 jam menuju kawasan ini. 

Gunung Lewotobi terdiri dari dua puncak utama, yaitu Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan, yang keduanya memiliki tinggi yang cukup signifikan. 

Karakteristik Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi memiliki karakteristik yang sangat unik, karena terdiri dari dua gunung berapi kembar. Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan masing-masing memiliki puncak yang hampir serupa tinggi, namun dengan perbedaan yang signifikan dalam ukuran dan bentuk.

  • Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki ketinggian 1584 meter di atas permukaan laut (mdpl).
  • Gunung Lewotobi Perempuan, di sisi lain, memiliki ketinggian 1704 mdpl, menjadikannya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Keunikan kedua gunung ini bukan hanya terletak pada ukuran dan bentuknya, tetapi juga pada nama-nama yang memberikan simbolisme kuat dalam budaya lokal. Masyarakat sekitar percaya bahwa gunung-gunung ini melambangkan pasangan yang saling melengkapi, seperti halnya sifat laki-laki dan perempuan.

Baca juga: 4 Kampung Tertua di Flores: Lokasi Hingga Faktanya!

Erupsi Gunung Lewotobi di NTT 

Gunung Lewotobi telah tercatat beberapa kali mengalami erupsi dalam sejarahnya. Gunung ini dikenal dengan aktivitas vulkaniknya yang cukup tinggi sejak abad ke-20. Ahli vulkanologi John Seach mencatat bahwa Lewotobi adalah tipe gunung berapi andesit dengan letusan magmatik eksplosif. Sejarah erupsi Gunung Lewotobi mencakup beberapa peristiwa signifikan:

  • 1932: Mulai menunjukkan aktivitas erupsi.
  • 1939: Terjadi letusan besar.
  • 1999: Letusan paling merusak dengan semburan lava dan kebakaran hutan.
  • 2024: Peningkatan status dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga)

Erupsi terakhir yang terjadi pada Gunung Lewotobi Laki-Laki baru-baru ini (17/6/2025) sekitar pukul 17.41, menjadi sorotan setelah dilaporkan memengaruhi beberapa penerbangan. Sebanyak tiga bandara ditutup dampak dari erupsi Gunung Lewotobi, diantaranya Bandara Frans Seda Maumere (Kabupaten Sikka), Bandara Bajawa, dan bandara di Kabupaten Ende. 

Apakah Erupsi Memengaruhi Pariwisata di Labuan Bajo?

Meskipun erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki menarik perhatian dunia, dampaknya terhadap pariwisata di Labuan Bajo relatif minimal. Letusan ini tidak langsung mempengaruhi aksesibilitas atau aktivitas wisata utama yang ada di Labuan Bajo, karena Labuan Bajo terletak cukup jauh dari Gunung Lewotobi, sekitar 600 km. Hal ini berarti wisatawan masih bisa menikmati destinasi utama di Labuan Bajo seperti Pulau Komodo, Pink Beach, dan tempat menyelam yang indah tanpa gangguan langsung dari aktivitas vulkanik.

Namun, erupsi ini sempat berdampak pada penerbangan. Gangguan pada lalu lintas udara terjadi karena abu vulkanik yang tersebar ke udara. Beberapa penerbangan dari dan menuju Bali terpengaruh, menyebabkan beberapa bandara di sekitar Flores, seperti Bandara Frans Seda Maumere, Bandara Bajawa, dan Bandara Ende, ditutup sementara untuk memastikan keselamatan penerbangan. Penutupan bandara ini mengganggu perjalanan wisatawan yang menggunakan rute udara tersebut, baik untuk tujuan bisnis, wisata, maupun perjalanan lain yang mengarah ke Flores.

Meski demikian, aktivitas wisata di Labuan Bajo tetap berlangsung dengan normal. Jarak antara Gunung Lewotobi dan Labuan Bajo cukup jauh, sehingga aktivitas wisata utama seperti tur ke Pulau Komodo atau menyelam di perairan sekitar Labuan Bajo tidak terpengaruh oleh erupsi ini.

Bagi wisatawan yang sudah merencanakan perjalanan ke Labuan Bajo, sangat penting untuk tetap mengikuti informasi penerbangan terbaru dari pihak berwenang atau maskapai penerbangan, khususnya jika kamu berencana untuk terbang ke Flores melalui bandara yang terdampak.

Baca juga: Sewa Mini Cooper Labuan Bajo untuk Wisata Eksklusif

Apakah Tetap Aman Berlayar di Taman Nasional Komodo?

Berlayar di Taman Nasional Komodo tetap aman meskipun Gunung Lewotobi baru-baru ini mengalami erupsi. Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi tidak memengaruhi perairan atau destinasi wisata laut di sekitar Pulau Komodo dan Pulau Padar, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah akses transportasi udara. Jika penerbanganmu terdampak oleh abu vulkanik atau penutupan bandara, perjalanan ke Flores bisa terhambat. Meskipun demikian, Gunung Lewotobi terletak cukup jauh dari Labuan Bajo (sekitar 600 km), sehingga erupsi tersebut tidak memengaruhi aktivitas berlayar di kawasan tersebut.

Secara keseluruhan, berlayar di Taman Nasional Komodo dengan Labuan Bajo tour tetap aman. Pastikan untuk memantau informasi penerbangan dan status bandara untuk memastikan perjalananmu lancar.

Gunung Lewotobi: Gunung Berapi yang Perlu Diketahui

Sebagai gunung berapi aktif, Gunung Lewotobi memiliki potensi erupsi yang cukup tinggi dan telah tercatat beberapa kali meletus sepanjang sejarahnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan memperhatikan informasi terkini mengenai aktivitas vulkanik di kawasan ini.

Meskipun erupsi terbaru Gunung Lewotobi sempat memengaruhi beberapa penerbangan, aktivitas wisata di Labuan Bajo tidak begitu terdampak secara keseluruhan. Jarak yang cukup jauh, sekitar 600 km antara Gunung Lewotobi dan Labuan Bajo, memastikan bahwa aksesibilitas dan aktivitas wisata di Labuan Bajo tetap aman dan tidak terganggu. Namun, erupsi ini dapat memengaruhi jadwal penerbangan, terutama yang berangkat dari dan menuju Bali, karena gangguan abu vulkanik yang bisa menyebabkan penutupan bandara sementara.

Sebagai wisatawan yang bijak, sangat penting untuk selalu memantau kondisi gunung dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna memastikan keselamatan selama berwisata. Selain itu, pastikan untuk memeriksa status penerbanganmu jika kamu berencana terbang ke Flores.

Gunung Lewotobi bukan hanya sekadar gunung berapi, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang mendalam bagi masyarakat sekitar. Sebelum merencanakan perjalanan, tetap waspada terhadap aktivitas vulkanik dan ikuti informasi terkini untuk memastikan perjalananmu tetap aman dan menyenangkan.

Banner Indonesia Juara Trip
Nikmati Pengalaman Berpetualang dengan IndonesiaJuara Trip