Desa Wae Rebo terletak di kampung Satar Lenda, kec. Satar Mese Barat, kab. Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Desa Wae Rebo sering disebut sebagai desa di atas awan. Pasalnya, desa tersebut memang berada di atas ketinggian 1.200 mpdl dengan dikelilingi oleh beberapa gunung dan lembah. Pada musim tertentu desa ini akan dikelilingi oleh kabut tebal di sekitarnya membentuk awan.
Keunikan dan keindahannya jangan ditanya lagi, desa Wae Rebo bahkan sampai mendapat gelar Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada Agustus 2012, menyisihkan 42 negara lainnya. Selain itu, pada tahun 2021, desa Wae Rebo juga menjadi salah satu dari tiga desa yang mewakili Indonesia dalam ajang penghargaan desa wisata terbaik di dunia yang diadakan oleh badan PBB yang khusus menangani pariwisata.
Table of Contents
Sejarah yang Menarik dari Wae Rebo
Leluhur penduduk desa Wae Rebo ternyata berasal dari Minangkabau. Sumatera Barat. Mereka akhirnya bisa sampai dan menetap di Wae Rebo setelah hidup berpindah-pindah dari desa ke desa di Nusa Tenggara Timur.
Leluhur mereka bisa menentukan untuk akhirnya tinggal di Wae Rebo berdasarkan mimpi, yang katanya lokasi tersebut memenuhi syarat sebagai tempat tinggal. Syarat tersebut yaitu karena tanah Wae Rebo adalah tempat yang cocok untuk bercocok tanam sehingga penting untuk ketahanan pangan, dan Wae Rebo tidak memiliki populasi sebanyak desa lain sehingga penting untuk aspek kesehatan.
Saat ini, generasi yang tinggal di desa Wae Rebo adalah generasi ke-20. Namun, mereka masih mempertahankan dengan teguh tradisi, budaya, keyakinan, dan arsitektur bangunannya.
Rumah Adat Wae Rebo: Mbaru Niang
Ikon utama di Wae Rebo adalah rumah adat mereka yang berbentuk kerucut dan hanya terdapat 7 rumah saja dari dulu hingga sekarang.
Rumah tradisional tersebut bernama Mbaru Niang dan terbuat dari kayu dengan atap dari ilalang yang dianyam. Secara umum, rumah ini sebagai wujud keselarasan manusia dengan alam.
Mbaru Niang memiliki 5 lantai yang masing-masing lantai memiliki fungsi berbeda. Berikut adalah penjelasan masing-masing tingkatan rumah dan fungsinya:
- Lutur, tingkat dasar dari rumah tempat keluarga tinggal dan berkumpul. Secara umum, ini tempat beraktivitas seperti memasak, makan, bersosialisasi, dan tidur.
- Loteng, berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Loteng terbuat dari bambu dan diakses dengan tangga.
- Lentar, merupakan tempat penyimpanan bibit tanaman pangan seperti jagung, padi, dan kacang-kacangan. Benih disimpan dalam keranjang yang terbuat dari bambu atau rotan, dan disimpan di tempat yang kering agar tidak rusak karena kelembaban atau hama.
- Lempa rae, tempat penyimpanan bahan makanan jika terjadi kekeringan. Tempat penyimpanan biasanya diisi dengan singkong kering, ubi jalar, dan jagung yang bisa bertahan hingga beberapa bulan.
- Hekang Kode, berfungsi sebagai tempat persembahan sesajen kepada leluhur dan diyakini membawa keberuntungan bagi keluarga.
Arsitektur Mbaru Niang memiliki filosofi unik budaya Wae Rebo, yaitu bentuk kerucut yang melambangkan perlindungan dan persatuan rakyat. Bentuk lingkaran mencerminan kehidupan sosial masyarakat Manggarai yang berarti keseimbangan.
Selain ada Mbaru Niang, di tengah-tengah 7 rumah tersebut terdapat batu yang disusun melingkar bernama Compang.
Compang menjadi tempat bagi penduduk setempat untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, alam, dan leluhur mereka, atau sebagai tempat yang mereka keramatkan. Masyarakat adat melarang wisatawan atau pengunjung untuk naik ke Compang.
Kehidupan Masyarakat di Wae Rebo
Desa Wae Rebo dihuni oleh 44 keluarga, yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani yang menanam kopi, umbi-umbian, dan cengkeh, sementara para wanitanya biasanya membuat tenun khas NTT.
Setiap pengunjung yang datang akan disuguhkan Kopi khas Flores yang ditanam oleh penduduk Wae Rebo karena memiliki cita rasa yang nikmat dan khas.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, mereka mengandalkan sumber mata air pegunungan yang disebut sosor. Sosor terbagi menjadi 2, yaitu sosor pria dan sosor wanita.
Cara ke Wae Rebo
Wae Rebo berlokasi di Kecamatan Satarmese Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Desa ini berada di atas ketinggian 1.200 mdpl, yang dikelilingi dengan gunung-gunung dan lembah-lembah.
Untuk mencapainya, kamu bisa memulainya dari Labuan Bajo lalu menuju Desa Denge. Setelah sampai di sana, kamu harus mencapai Wae Rebo dengan cara trekking selama 2 jam menyusuri jalur setapak yang menanjak hingga melewati tiga pos.
Perlu diketahui, suasana jalur trekking akan lembab dan menjadi licin ketika musim hujan. Jadi pastikan untuk mempersiapkan alas kaki yang tidak licin, pakaian yang nyaman, dan barang bawaan yang tidak terlalu berat.
Sesampainya di pos terakhir, kamu belum bisa masuk ke Wae Rebo sebelum membunyikan kentongan tradisional yang terbuat dari bambu bernama Pepak sebagai tanda bahwa desa tersebut akan kedatangan tamu.
Setelah itu kamu dapat melanjutkan perjalanan turun ke desa Wae Rebo. Dan akan disambut oleh warga Wae Rebo untuk dipandu menuju rumah untuk tamu dan dipersiapkan untuk melakukan upacara adat penyambutan tamu.
Untuk yang ingin merekam dengan kamera, ingat untuk meminta izin warga adat Wae Rebo.
Di Wae Rebo, kamu bisa bermalam dengan menginap di rumah warga setempat khusus tamu untuk menikmati keindahan dan nuansa alaminya.
Demikian lah penjelasan singkat tentang desa Wae Rebo, menarik bukan?
Pengalaman ke Wae Rebo akan menjadi pengalaman yang mengesankan yang tidak akan kamu dapatkan di tempat wisata lainnya!
Untuk yang ingin lebih praktis, IndonesiaJuara Trip menyediakan paket wisata Private Trip ke Wae Rebo selama 2 hari 1 malam. Di dalam paket wisata kami, sudah dipersiapkan segala kebutuhan untuk pergi ke Wae Rebo seperti transport, makanan, dan tentunya tour guide lokal yang siap menjelaskan setiap pertanyaanmu dan membantu kamu selama perjalanan.
Tempat penjemputan paket wisata Wae Rebo adalah di Labuan Bajo.
Selain ke Wae Rebo, di hari kedua kamu akan diajak ke Cancar untuk melihat pemandangan sawah berbentuk jaring laba-laba.
Yuk, cek Paket Wisata Wae Rebo dari IndonesiaJuara Trip sekarang!
Baca juga: Tips Berkunjung ke Danau Tiga Warna atau Danau Kelimutu Flores