Mengenal Suku Bajo, Si Penjelajah Laut dari Indonesia

Suku Bajo Menyelam di Lautan Indonesia | IndonesiaJuara Trip

Pernah dengar tentang suku Bajo, si penjelajah laut sejati dari Indonesia? Mereka bukan sekedar nelayan biasa, tapi kelompok masyarakat yang menjadikan laut sebagai rumah, sekolah, sekaligus ruang hidup sehari-hari. Dari timur Indonesia hingga pelosok pesisir Nusantara, suku Bajo dikenal sebagai pelaut ulung yang telah menjelajahi lautan sejak ratusan tahun lalu, bahkan sebelum adanya peta modern.

Keberadaan suku Bajo bukan cuma unik, tapi juga menjadi bagian penting dari kekayaan budaya maritim Indonesia yang luar biasa. Di tengah modernisasi dan perkembangan zaman, mereka tetap mempertahankan cara hidup yang sangat lekat dengan alam laut. Penasaran seperti apa kehidupan mereka sebenarnya? Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Siapa Itu Suku Bajo?

Suku Bajo adalah kelompok masyarakat maritim yang dikenal sebagai “Orang Laut” atau “Sea Nomads” karena kehidupan mereka yang sangat erat dengan laut. Mereka tinggal di rumah-rumah panggung di atas air, mengandalkan hasil laut sebagai sumber penghidupan, dan sejak kecil sudah terbiasa berlayar bahkan sebelum bisa membaca.

Menariknya, banyak dari mereka masih mempertahankan pola hidup tradisional di tengah arus modernisasi. Dari cara mereka membangun rumah, berbicara dengan bahasa sendiri, sampai ke kearifan dalam membaca arah angin dan arus laut, semuanya diwariskan secara turun-temurun. Hidup bagi Suku Bajo bukan tentang mengejar kemewahan daratan, tapi tentang menjaga harmoni dengan laut yang sudah menjadi bagian dari diri mereka sejak lama.

Sejarah dan Asal-Usul Suku Bajo

Asal-usul suku Bajo masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti antropologi. Ada yang percaya bahwa mereka berasal dari Filipina Selatan, tepatnya dari Kepulauan Sulu, sebelum akhirnya bermigrasi ke wilayah timur Indonesia. Sebagian lainnya meyakini mereka merupakan keturunan pelaut Bugis atau Makassar yang memilih hidup di laut dan akhirnya berkembang menjadi komunitas mandiri.

Terlepas dari berbagai versi, satu hal yang pasti, yaitu sejak dahulu, suku Bajo dikenal sebagai pelaut ulung yang mampu menjelajahi lautan luas tanpa teknologi modern. Mereka membaca arah angin, posisi matahari, hingga gerakan bintang untuk menentukan arah. Kemampuan ini diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian penting dari identitas mereka.

Kehidupan Sehari-Hari Orang Bajo

Hidup di atas laut bukanlah hal mudah, tapi Suku Bajo menjalaninya dengan kearifan dan tradisi yang kuat. Berikut beberapa aspek menarik dari kehidupan mereka:

1. Tinggal di Rumah Panggung di Atas Air

Kampung Suku Bajo di Indonesia | IndonesiaJuara Trip
Kampung Suku Bajo di Indonesia | IndonesiaJuara Trip

Rumah-rumah Suku Bajo dibangun di atas laut dengan tiang kayu, menyatu dengan perairan dangkal yang jernih. Dari kejauhan, permukiman mereka tampak seperti desa terapung yang eksotis. Di beberapa tempat, rumah-rumah ini saling terhubung dengan jembatan kayu kecil, membentuk komunitas yang mandiri dan kompak.

Mereka merasa lebih aman tinggal di laut dibanding darat. Laut bukan hanya tempat mencari nafkah, tapi juga “halaman rumah” tempat anak-anak bermain, belajar berenang, dan sesekali ikut membantu orang tua melaut.

2. Melaut Sejak Usia Dini

Anak-Anak Suku Bajo | IndonesiaJuara Trip
Anak-Anak Suku Bajo | IndonesiaJuara Trip

Sejak kecil, anak-anak Bajo sudah terbiasa melaut. Banyak dari mereka belajar mendayung, memancing, dan menyelam bahkan sebelum bisa membaca. Aktivitas ini bukan sekedar hiburan, tapi bagian dari pembelajaran hidup. Para pria dewasa biasanya menghabiskan waktu di laut untuk menangkap ikan, cumi, atau teripang. Sementara para perempuan mengurus rumah, menyiapkan hasil tangkapan, dan sesekali ikut menyelam mencari kerang atau rumput laut.

3. Keterampilan Menyelam yang Legendaris

Suku Bajo Menyelam di Lautan Indonesia | IndonesiaJuara Trip
Suku Bajo Menyelam di Lautan Indonesia | IndonesiaJuara Trip

Salah satu kemampuan luar biasa dari suku Bajo adalah keahlian menyelam mereka. Tanpa peralatan modern seperti tabung oksigen, mereka bisa menyelam hingga kedalaman 20–30 meter dan bertahan di dalam air selama 3–5 menit.

Beberapa peneliti bahkan menemukan bahwa orang Bajo memiliki adaptasi fisiologis unik: limpa mereka lebih besar dari rata-rata manusia biasa, memungkinkan tubuh mereka menyimpan lebih banyak oksigen saat menyelam. Ini adalah bukti nyata bagaimana gaya hidup mereka benar-benar menyatu dengan laut secara fisik maupun budaya.

4. Hidup Berpindah-Pindah (Nomaden Laut)

Meski kini sudah banyak yang menetap di satu tempat, sebagian kelompok suku Bajo masih menjalani tradisi hidup nomaden di laut. Mereka berpindah dari satu pulau ke pulau lain mengikuti musim ikan atau kondisi laut. Perahu tradisional mereka yang disebut lepa-lepa bukan hanya alat transportasi, tapi juga berfungsi sebagai rumah. Di dalamnya terdapat ruang tidur, tempat memasak, hingga area menyimpan hasil tangkapan laut. Gaya hidup ini menunjukkan betapa eratnya hubungan mereka dengan laut, bukan hanya sebagai tempat mencari makan, tapi juga sebagai rumah sejati.

Budaya Suku Bajo

Budaya Suku Bajo sangat erat kaitannya dengan laut, bukan hanya sebagai sumber penghidupan, tapi juga bagian dari identitas dan kepercayaan mereka. Berikut beberapa hal unik yang perlu kamu tahu tentang bahasa dan budaya suku Bajo:

  1. Memiliki Bahasa Sendiri
    Suku Bajo menggunakan Bahasa Bajo, yang termasuk dalam rumpun Austronesia. Bahasa ini memiliki beberapa dialek berbeda tergantung lokasi komunitasnya, seperti di Wakatobi, Buton, hingga Kalimantan. Di samping itu, mereka juga biasanya menguasai bahasa lain seperti Bugis, Makassar, atau bahasa Indonesia.
  2. Tradisi Upacara Sebelum Melaut
    Beberapa komunitas Bajo memiliki ritual atau doa sebelum melaut, sebagai bentuk permohonan keselamatan. Bentuknya bisa berbeda-beda tergantung daerah, tapi umumnya dilakukan sebagai rasa hormat kepada laut dan alam sekitar. Upacara ini juga jadi momen kebersamaan antar warga.
  3. Percaya Akan Roh Laut
    Suku Bajo meyakini bahwa laut dijaga oleh roh-roh halus. Karena itu, mereka sangat menjaga sikap saat berada di laut, tidak berkata kasar, dan tidak sembarangan membuang sesuatu ke air. Laut bagi mereka adalah ruang yang suci dan penuh makna spiritual.
  4. Menjunjung Pantangan Laut
    Ada banyak pamali atau pantangan dalam kehidupan Suku Bajo, terutama saat melaut. Misalnya, tidak boleh membuang benda najis ke laut, tidak menangkap ikan secara berlebihan, atau tidak bersikap sombong saat berada di atas perahu. Mereka percaya, melanggar pantangan bisa mendatangkan musibah.
  5. Seni dan Tradisi Lisan
    Meski tidak semua komunitas memiliki bentuk seni yang formal, beberapa kelompok Bajo memiliki lagu-lagu tradisional atau cerita rakyat yang diwariskan secara lisan. Cerita ini biasanya berisi nasihat kehidupan, kisah pelaut, atau legenda laut yang memperkuat identitas mereka sebagai orang laut sejati.

Destinasi Tempat Tinggal Suku Bajo yang Bisa Kamu Kunjungi

Kampung Suku Bajo | IndonesiaJuara Trip
Kampung Suku Bajo | IndonesiaJuara Trip

Kalau kamu tertarik melihat langsung kehidupan sehari-hari suku Bajo, ada beberapa kampung laut yang bisa kamu kunjungi di berbagai daerah Indonesia. Masing-masing menawarkan pengalaman unik. Berikut beberapa lokasi terbaik untuk menyaksikan langsung kehidupan suku Bajo:

1. Desa Bajo Mola – Wakatobi, Sulawesi Tenggara

Desa Bajo Mola di Pulau Wangi-Wangi merupakan salah satu komunitas suku Bajo terbesar di Indonesia. Di sini kamu bisa menyaksikan rumah-rumah panggung berdiri rapi di atas laut, dengan jembatan kayu yang menghubungkan satu rumah ke rumah lain. Masyarakatnya masih melaut dengan cara tradisional, dan sebagian besar dari mereka tetap berbicara dalam bahasa Bajo. Beberapa program wisata edukatif juga sudah hadir di sini, seperti live-in bersama keluarga lokal. Ini adalah tempat terbaik untuk benar-benar merasakan budaya orang laut dari dekat.

2. Labengki Kecil – Sulawesi Tenggara

Selain terkenal dengan keindahan alamnya yang mirip Raja Ampat mini, Labengki Kecil juga merupakan rumah bagi salah satu komunitas Bajo yang masih bertahan hingga kini. Rumah-rumah warga berdiri di atas perairan jernih, dan suasananya sangat tenang. Saat kamu ikut paket trip Labengki, biasanya akan ada waktu khusus untuk berkunjung ke kampung ini. Kamu bisa melihat langsung aktivitas nelayan, ngobrol dengan anak-anak lokal yang ceria, hingga mencoba perahu tradisional. Meski terpencil, keramahan mereka akan membuat kamu betah.

Baca juga: Cara Menuju Labengki dengan Mudah untuk Traveler Pemula

3. Torosiaje – Gorontalo

Torosiaje adalah desa terapung ikonik di Teluk Tomini, Gorontalo, yang seluruhnya dibangun di atas laut. Akses ke kampung ini hanya bisa menggunakan perahu kecil dari daratan, membuatnya terasa seperti dunia lain. Masyarakat Bajo di sini hidup berdampingan, mengandalkan laut untuk kehidupan sehari-hari, sekaligus menjaga adat dan pantangan yang sudah diwariskan turun-temurun. Selain suasana yang eksotis, kamu juga bisa mencicipi hidangan laut segar dan mendengarkan cerita-cerita menarik dari para tetua desa. Tempat ini cocok banget buat kamu yang suka eksplorasi budaya otentik.

4. Kampung Mesa – Nusa Tenggara Timur

Tak jauh dari Pulau Komodo, Kampung Mesa dikenal sebagai salah satu kampung laut milik komunitas Bajo di kawasan Taman Nasional Komodo. Rumah-rumah warga berdiri di atas air dangkal berwarna biru toska, dan penduduknya masih mempertahankan gaya hidup sebagai nelayan tradisional. Di sini, kamu bisa melihat bagaimana masyarakat Bajo hidup berdampingan dengan laut. Dari aktivitas menjemur ikan asin, membuat jaring, hingga menyelam mencari kerang. Kampung Mesa sering disinggahi oleh kapal wisatawan, dan jadi salah satu titik penting dalam wisata budaya Komodo.

5. Kampung Komodo – Nusa Tenggara Timur (minoritas Bajo)

Meskipun mayoritas dihuni oleh suku asli Komodo dan Manggarai, di Kampung Komodo juga terdapat sebagian kecil komunitas Bajo yang telah tinggal secara turun-temurun. Mereka hidup berdampingan dengan masyarakat setempat dan tetap mempertahankan cara hidup yang dekat dengan laut. Walau tidak dominan, keberadaan mereka turut memperkaya dinamika budaya di kampung ini. Jika kamu berkunjung ke Kampung Komodo, kamu mungkin bisa menemui keluarga Bajo dan mendengar kisah mereka tentang laut dan masa kecil di atas perahu.

Tips Wisata Saat Mengunjungi Kampung Suku Bajo

Mengunjungi kampung Suku Bajo bukan hanya tentang melihat keunikan budaya mereka, tapi juga tentang bagaimana kamu bersikap selama berada di sana. Tapi sebelum kamu mengunjungi kampung-kampung ini, penting untuk tahu cara bersikap yang tepat sebagai wisatawan. Berikut beberapa tips sederhana agar kunjunganmu tetap sopan dan bermakna:

  1. Hormati adat dan budaya setempat
    Setiap kampung Bajo memiliki aturan dan kebiasaan sendiri yang perlu dihargai. Hindari memotret orang atau masuk ke rumah warga tanpa izin, karena hal itu bisa dianggap tidak sopan. Tunjukkan rasa hormat agar kamu juga disambut dengan hangat.
  2. Kurangi plastik sekali pakai
    Sampah plastik adalah masalah besar di wilayah pesisir, dan sulit terurai di lingkungan laut. Gunakan botol minum isi ulang, kantong kain, dan hindari bungkus plastik sekali pakai. Langkah kecil ini bisa memberi dampak besar bagi kebersihan laut tempat mereka hidup.
  3. Belanja dari warga lokal
    Daripada membeli oleh-oleh massal, lebih baik kamu beli langsung dari warga lokal, seperti kerajinan tangan, ikan asap, atau camilan khas. Kamu juga bisa menyewa perahu tradisional atau makan di warung milik warga. Ini membantu perekonomian lokal dan memberi dampak langsung bagi komunitas.
  4. Jaga kebersihan dan jangan buang sampah ke laut
    Laut bagi suku Bajo bukan sekedar tempat mencari nafkah, tapi rumah yang mereka hormati. Jangan buang sampah, puntung rokok, atau benda apa pun ke laut saat kamu berkunjung. Bersikap bijak soal kebersihan adalah bentuk penghormatan terhadap kehidupan mereka.
  5. Ajak ngobrol dengan ramah
    Warga Bajo mungkin tampak pendiam di awal, tapi mereka akan terbuka kalau kamu ramah dan sopan. Mulailah percakapan ringan atau sekedar tersenyum saat bertemu. Interaksi ini seringkali jadi pengalaman paling berkesan selama perjalananmu.

Baca juga: Panduan Trip Indonesia 2026 Bersama IndonesiaJuara Trip

Kenali Lebih Dekat Suku Bajo Lewat Perjalananmu di Labuan Bajo

Suku Bajo adalah simbol kuat dari budaya maritim Indonesia yang masih bertahan hingga kini. Dari rumah-rumah terapung hingga cara hidup yang menghormati laut, mereka menyimpan kearifan lokal yang membuat kita belajar banyak tentang hidup selaras dengan alam. Saat kamu ikut Labuan Bajo Tour bareng IndonesiaJuara Trip, kamu nggak cuma akan diajak menjelajah keindahan alam Komodo, tapi juga merasakan jejak kehidupan masyarakat Bajo yang hidup berdampingan dengan laut. Di wilayah pesisir sekitar Taman Nasional Komodo, seperti Kampung Komodo dan Kampung Mesa, budaya mereka masih terasa, jadi bagian penting dari lanskap budaya Labuan Bajo yang otentik dan kaya makna.

Banner Labuan Bajo Tour | IndonesiaJuara Trip
Nikmati Pengalaman Berpetualang dengan IndonesiaJuara Trip