Kalau kamu pernah melihat foto atau video komodo, pasti setuju kalau bagian paling menarik dari hewan ini adalah lidahnya yang panjang, berwarna kekuningan, dan bercabang di ujungnya. Sekilas terlihat menyeramkan, tapi justru di balik bentuk unik itu tersimpan rahasia besar tentang cara komodo bertahan hidup di alam liar.
Pertanyaannya, kenapa lidah komodo bercabang? Apakah hanya sekadar bentuk evolusi, atau ada fungsi penting yang membuat hewan purba ini bisa menjadi predator puncak di habitatnya? Dalam artikel ini, kamu akan menemukan jawaban ilmiah dan fakta menarik tentang lidah bercabang komodo, mulai dari perannya dalam kehidupan sehari-hari hingga hubungannya dengan cara berburu.
Table of Contents
Fakta Dasar Tentang Komodo

Sebelum membahas lebih jauh soal lidah bercabang, ada baiknya kamu kenalan dulu dengan hewan bernama latin Varanus komodoensis ini. Komodo adalah kadal terbesar di dunia yang masih hidup hingga sekarang. Mereka bisa tumbuh mencapai panjang 3 meter dan berat lebih dari 70 kilogram. Dengan ukuran sebesar itu, tidak heran kalau banyak orang menjulukinya sebagai “naga purba dari Indonesia.”
Komodo hanya bisa kamu temukan di beberapa pulau di Nusa Tenggara Timur, yaitu Pulau Komodo, Rinca, Gili Motang, dan sebagian Flores. Mereka termasuk predator puncak, artinya tidak ada hewan lain di habitatnya yang bisa mengalahkan posisi komodo di rantai makanan. Selain tubuh besar, komodo juga punya gigi tajam, ekor kuat, serta air liur yang mengandung racun ringan dan bakteri. Namun, ada satu lagi yang membuat mereka istimewa: lidah bercabang yang jadi andalan utama dalam mendeteksi mangsa.
Kenapa Lidah Komodo Bercabang?

Alasan utama kenapa lidah komodo bercabang adalah karena bentuk ini memungkinkan mereka mendeteksi arah bau dengan sangat akurat. Sama seperti ular, komodo punya organ khusus bernama Jacobson’s organ atau vomero-nasal organ yang terletak di langit-langit mulut. Organ ini berfungsi sebagai “sensor kimia” untuk membaca partikel bau di udara.
Setiap kali komodo menjulurkan lidahnya, kedua ujung bercabang itu menangkap partikel bau dari lingkungan sekitar. Informasi ini kemudian dikirimkan ke Jacobson’s organ untuk dianalisis. Hasilnya, komodo bisa tahu apakah bau itu berasal dari mangsa, bangkai, atau bahkan ancaman di sekitarnya. Dengan lidah bercabang, mereka dapat menentukan arah sumber bau dengan sangat presisi.
Yang lebih menakjubkan, komodo mampu mendeteksi bau darah atau bangkai dari jarak hingga 5–10 kilometer. Bayangkan betapa pentingnya lidah bercabang ini bagi kehidupan komodo di alam liar. Tanpa lidah unik ini, mungkin mereka tidak akan bertahan sebagai predator utama di Taman Nasional Komodo.
Fungsi Lidah Bercabang dalam Kehidupan Komodo
Lidah bercabang bukan sekadar organ untuk mengecap rasa, melainkan bagian penting dari sistem navigasi alami komodo. Fungsi utamanya adalah membantu mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Berikut beberapa peran penting lidah bercabang dalam kehidupan sehari-hari komodo:
- Membantu Meningkatkan Indra Penciuman
Dengan lidah bercabang, informasi bau yang ditangkap jadi lebih detail, membuat kemampuan penciuman komodo jauh lebih tajam dibanding hewan darat lainnya. - Pengumpulan Data Sensorik
Lidah bercabang bekerja seperti antena yang mengumpulkan data kimia dari udara dan tanah. Data ini kemudian diproses untuk memahami kondisi sekitar, mulai dari keberadaan mangsa hingga potensi bahaya. - Mendeteksi Makanan
Komodo bisa membedakan apakah bau yang mereka cium berasal dari bangkai segar, hewan hidup, atau sumber lain. - Menentukan Arah dengan Tepat
Cabang lidah kiri dan kanan memberikan informasi arah bau, sehingga komodo bisa langsung menuju sumbernya tanpa tersesat. - Membaca Jejak Kimia
Hewan lain biasanya meninggalkan aroma di jalur yang mereka lewati. Komodo menggunakan lidah bercabang untuk membaca jejak ini. - Menghindari Bahaya
Tidak hanya mangsa, komodo juga bisa mendeteksi bau asing atau ancaman dari lingkungan, sehingga membantu mereka tetap aman.
Dengan kata lain, lidah bercabang adalah “alat indra utama” bagi komodo. Tanpa kemampuan ini, mereka akan kesulitan mencari makan atau bertahan di habitat liar yang penuh tantangan.
Baca juga: Komodo Makan Apa? Ini Fakta Menarik dari Predator Puncak di Labuan Bajo!
Hubungan Lidah Bercabang dengan Cara Berburu Komodo

Komodo dikenal sebagai predator oportunis. Artinya, mereka bisa berburu mangsa hidup, tapi sering juga memanfaatkan bangkai yang lebih mudah didapatkan. Nah, di sinilah lidah bercabang punya peran besar.
Saat berburu, komodo biasanya menjulurkan lidah untuk mendeteksi bau darah atau daging. Dari hasil analisis lidah bercabang, mereka bisa mengetahui arah mangsa. Setelah itu, komodo bergerak mendekat dengan perlahan namun pasti. Jika mangsa masih hidup, komodo akan menyerang dengan gigitan kuat yang beracun. Meski mangsa berhasil melarikan diri, bau darahnya akan terus tercium oleh lidah bercabang komodo hingga akhirnya mereka bisa menemukannya kembali.
Strategi ini membuat komodo sangat efisien dalam berburu. Mereka tidak perlu mengejar mangsa terlalu jauh, cukup mengandalkan lidah bercabang untuk melacak arah. Inilah sebabnya mengapa lidah bercabang menjadi bagian penting dari kehebatan komodo sebagai predator puncak.
Fakta Unik Lidah Komodo
Selain fungsi ilmiah yang sudah dibahas, lidah komodo ternyata punya sederet keunikan lain yang bikin hewan ini makin istimewa. Bukan hanya soal bentuknya yang bercabang, tapi juga cara kerja dan efektivitasnya yang benar-benar luar biasa. Berikut beberapa fakta menarik tentang lidah komodo yang jarang diketahui:
- Warna Lidahnya Kuning Pucat
Lidah komodo berwarna kuning pucat, berbeda dari kebanyakan hewan lain. Warna ini membuat lidah terlihat mencolok saat dijulurkan dan membantu menangkap partikel bau dengan lebih efektif. - Komodo Bisa Menjulurkan Lidah Puluhan Kali per Menit
Saat berburu, komodo melakukan flicking atau gerakan menjulurkan lidah hingga puluhan kali per menit. Semakin sering dilakukan, semakin banyak informasi bau yang bisa mereka tangkap. - Sensitivitas Lidahnya Sangat Tinggi
Lidah bercabang komodo mampu mendeteksi bau sangat lemah bahkan dari jarak jauh. Hal ini membuat mereka tetap bisa menemukan mangsa meski kondisinya sudah tidak segar. - Lidah Komodo Aktif Sepanjang Waktu
Tidak hanya ketika berburu, lidah komodo juga aktif memindai lingkungan setiap saat. Dengan cara ini, mereka bisa mendeteksi ancaman maupun peluang makanan di sekitarnya. - Jangkauan Deteksi Bau Sangat Jauh
Komodo bisa mencium bau darah hingga 5–10 kilometer. Kemampuan ini termasuk yang terjauh di antara reptil besar lainnya.
Baca juga: Tips Aman Melihat Komodo Saat Liburan ke Labuan Bajo
Yuk Lihat Komodo di Habitat Aslinya Bersama IndonesiaJuara Trip!
Setelah tahu kenapa lidah komodo bercabang dan betapa pentingnya organ ini bagi kehidupan mereka, pasti kamu jadi semakin penasaran untuk melihatnya langsung. Kabar baiknya, kamu bisa menyaksikan sendiri bagaimana komodo menjulurkan lidah bercabang mereka di habitat asli, yaitu Taman Nasional Komodo.
Bersama IndonesiaJuara Trip, kamu bisa ikut Labuan Bajo Tour untuk bertemu langsung dengan hewan purba ini. Kamu akan ditemani ranger berpengalaman yang memastikan perjalanan tetap aman sambil memberikan penjelasan menarik tentang kehidupan komodo. Bayangkan serunya melihat komodo berjalan perlahan, lidah bercabangnya menjulur masuk-keluar, dan menyadari bahwa kamu sedang berhadapan dengan salah satu hewan paling unik di dunia.
Selain melihat komodo, perjalananmu bersama IndonesiaJuara Trip juga bisa dilengkapi dengan aktivitas lain di Taman Nasional Komodo. Mulai dari trekking ke Pulau Padar, snorkeling di Pink Beach, hingga menikmati sunset magis di Pulau Kalong. Jadi, bukan hanya menambah wawasan tentang komodo, liburanmu juga akan penuh dengan pengalaman seru yang tak terlupakan.
