Menjadi salah satu kampung adat tertua yang ada di Flores, nama Kampung Gurusina sudah tidak asing lagi. Banyak wisatawan yang mengunjunginya, baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara. Kamu penasaran dengan asal-usul kampung ini? Yuk, cari tahu selengkapnya!
Table of Contents
Asal Usul Kampung Gurusina
Meskipun popularitasnya tidak sebesar Desa Wae Rebo, namun nama Kampung Adat Gurusina merupakan kawasan tertua. Selain itu, tempat ini juga memiliki ciri khas tersendiri untuk menarik perhatian wisatawan.
Gurusina adalah adalah salah satu desa wisata unik yang berlokasi di Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur. Asal usul perkampungan ini berawal dari seorang misionaris Belanda yang menemukannya pada tahun 1934.
Kala itu, masyarakat Gurusina masih sangat tradisional dengan tradisi yang begitu kental. Akan tetapi, pada tahun 1942 masyarakatnya mulai pindah tempat. Mereka membangun kawasan rumah di tempat yang sekarang.
Baca juga; 7 Kampung Adat di Sumba Ini Menarik Untuk Dikunjungi
Gurusina memiliki kekayaan Megalitik yang menjadi warisan nenek moyang untuk para generasinya. Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik dari wisata ini. Selain itu, desa ini kurang menerima teknologi baru.
Kampung adat ini memiliki jarak 16 km dari Aimere dan 21 km dari Bajawa. Lebih tepatnya, berlokasi di kawasan Gunung Inerie. Sama halnya seperti Kampung Bena, Gurusina awalnya terletak pada puncak Gunung Inerie. Baru pada tahun 1942 silam, Gurusina berpindah ke dataran rendah.
Ada tiga suku besar yang menghuni perkampungan tradisional ini. Antara lain Suku Agouazi, Suku Agokae, dan Suku Kabi. Gurusina sendiri telah ada sejak 50 abad lalu.
Secara umum, masyarakat Kampung Gurusina menjadi petani sebagai mata pencahariannya. Adapun beberapa tanaman yang sering warga Gurusina budidaya, mulai dari kakao, cengkeh, jambu mete, dan kemiri.
Setidaknya ada 33 rumah adat yang menghuni kampung ini. Setiap rumah memiliki interior yang terbuat dari alang-alang dan bambu. Rumah tertata secara berjajar dan saling berhadapan, terlihat unik dengan batu yang berdiri pada pertengahan kampung.
Baca juga; Persiapan Liburan Ke Sumba: Perlengkapan, Waktu, dan Rute
Pesona Keindahannya
Ketika kamu mengunjungi kampung ini, kamu juga bisa melihat Gunung Inerie Flores. Bangunan Gurusina memiliki tampilan tradisional yang masih melekat. Para wisatawan akan melihat berbagai tanduk kerbau yang ada pada bagian depan rumah. Hal tersebut menjadi penanda status sosial setiap keluarga.
Keunikan lain dari kampung ini adalah setiap rumah adat akan memiliki ukiran kayu di pintu utamanya dengan nama rumah. Selain itu, lantai rumah tidak memakai semen tetapi pelepah bambu. Setiap papan penyangga lantai memiliki ukiran bintang dan bunga.
Saat berkunjung ke tempat ini, kamu juga akan melihat tiga rumah kecil di tengah kampung. Ketiga rumah tersebut menjadi tempat penyimpanan harta kekayaan milik para suku yang menghuni Gurusina.
Namun, sangat disayangkan bahwa keindahan Gurusina hanya tinggal kenangan. Hal tersebut terjadi karena kebakaran pada tahun 2018 yang menyebabkan kampung ini hancur beserta semua peninggalan sejarahnya.
Baca juga; 8 Destinasi Wisata Budaya Di Sumba, Selain Air Terjun dan Danau
Sudah Lebih Mengenal Kampung Gurusina?
Kebakaran yang menimpa Gurusina merupakan bentuk kehilangan besar. Karena peristiwa tersebut, hanya 6 rumah adat yang tersisa beserta pos pariwisata. Apakah kamu sudah mendapat pengetahuan baru?
Jika Kamu ingin mengunjungi Kampung Gurusina di Flores alangkah baiknya kamu juga mengunjungi Wae Rebo dan Kelimutu. Indonesia Juara Trip Menyediakan Private Trip Wae Rebo Overland. kamu dapat mengunjungi Desa Adat Wae Rebo yang unik