Kampung Adat Praiyawang: Jejak Sejarah dan Budaya di Sumba

Kampung Adat Praiyawang Sumba | Indonesia Juara Trip

Pernah kepikiran nggak, seperti apa rasanya hidup ratusan tahun lalu di tengah budaya yang kuat dan penuh makna? Kalau kamu penasaran, kamu wajib banget mampir ke Kampung Adat Praiyawang di Sumba Timur. Di sini, kamu nggak cuma sekedar datang berkunjung, tapi benar-benar diajak menyelami kehidupan masyarakat adat yang masih menjaga tradisi leluhur mereka dengan sepenuh hati.

Untuk kamu yang suka eksplorasi budaya lokal, senang memotret suasana etnik, atau sekedar pengen kabur dari hiruk-pikuk kota, baca artikel ini sampai habis ya! Kita akan bahas tuntas mengenai Kampung Adat Praiyawang. Siapa tahu, setelah membaca ini, kamu langsung masukin Praiyawang ke bucket list liburan berikutnya!

Sekilas Tentang Kampung Praiyawang

Kampung Adat Praiyawang terletak di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Kampung ini dikenal sebagai salah satu pusat budaya Marapu yang masih aktif dijalankan hingga sekarang. Lokasinya berada di atas perbukitan yang menghadap ke lembah dan lautan, menciptakan suasana yang sakral sekaligus menawan secara visual. Tradisi dan nilai-nilai adat tetap dijaga kuat oleh masyarakat setempat hingga hari ini.

Berjalan di Kampung Adat Praiyawang terasa seperti membuka lembaran sejarah hidup. Rumah-rumah adat berdiri kokoh dengan bentuk atap menjulang, khas arsitektur Sumba Timur. Di halaman kampung, batu-batu megalitik tersebar sebagai bagian dari peninggalan leluhur yang masih dimuliakan. Para tetua adat pun masih memimpin upacara-upacara tradisional dengan penuh khidmat.

Suasana kampung ini juga bikin betah dan bikin kamu merasa terhubung langsung dengan kehidupan lokal. Anak-anak bermain di pelataran, ibu-ibu menenun di bawah kolong rumah, dan para pria berdiskusi soal kebun atau ternak di bale kayu. Wisatawan yang datang bersama pemandu lokal sering disambut ramah oleh warga. Bahkan, tak jarang kamu akan diajak mencicipi makanan lokal sambil mendengar kisah adat dari para sesepuh.

Cara Menuju Kampung Adat Praiyawang Sumba Timur

Untuk sampai ke Kampung Adat Praiyawang, kamu perlu memulai perjalanan dari Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur. Dari Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, perjalanan dilanjutkan dengan jalur darat menuju Desa Rindi yang memakan waktu sekitar 2 sampai 2,5 jam. Jalannya cukup baik dan bisa ditempuh menggunakan mobil maupun motor. Pemandangan sepanjang perjalanan pun menyegarkan, dengan hamparan savana dan bukit khas Sumba yang menemani di kiri kanan jalan.

Kampung adat ini cukup mudah diakses, tapi tetap disarankan untuk berangkat pagi agar punya waktu lebih banyak menjelajahi kampung. Kamu bisa menggunakan kendaraan sewaan dari Waingapu atau mengikuti tur lokal bersama pemandu agar kunjungan lebih terarah. Karena lokasinya cukup jauh dari pusat kota, pastikan membawa bekal yang cukup dan kondisi kendaraan dalam keadaan prima. Dengan sedikit persiapan, perjalananmu ke Kampung Adat Praiyawang pasti akan jadi pengalaman budaya yang tak terlupakan.

Apa yang Membuat Kampung Praiyawang Menarik Dikunjungi?

Bukan tanpa alasan Kampung Adat Praiyawang jadi salah satu destinasi budaya paling menarik di Sumba Timur. Kampung ini menawarkan pengalaman otentik yang nggak cuma bisa dilihat, tapi juga dirasakan langsung lewat suasana, tradisi, dan interaksi dengan masyarakat setempat. Berikut ini beberapa hal utama yang membuat Kampung Praiyawang begitu istimewa untuk kamu kunjungi.

Arsitektur Rumah Adat di Kampung Praiyawang

Kampung Adat Praiyawang (source: Nilia Andrini on atourin.com)
Kampung Adat Praiyawang (source: Nilia Andrini on atourin.com)

Salah satu daya tarik utama Kampung Adat Praiyawang adalah deretan rumah adatnya yang megah dan unik. Rumah tradisional di sini disebut Uma Bokulu, yang berarti rumah besar, dengan atap tinggi menjulang menyerupai menara. Atap menjulang ini bukan sekadar arsitektur, tapi melambangkan hubungan manusia dengan alam dan dunia spiritual. Setiap elemen rumah mengandung simbolisme yang penting dalam budaya Marapu.

Struktur rumah adat terbagi menjadi tiga bagian utama. Bagian bawah digunakan untuk menyimpan ternak, bagian tengah sebagai tempat tinggal keluarga, dan bagian atas sebagai ruang sakral untuk menyimpan benda pusaka serta sesajen untuk leluhur. Kampung adat ini dikelilingi oleh delapan rumah induk yang melambangkan delapan keturunan bangsawan. Masing-masing rumah memiliki fungsi berbeda sesuai dengan peran sosial dan upacara adat.

Misalnya, Rumah Besar atau Uma Bokulu digunakan untuk menyimpan mayat dan menjalankan ritual kematian para raja. Ada juga Uma Ndewa yang digunakan khusus untuk ritual cukur rambut bayi dari kalangan bangsawan. Sementara Uma Kopi berfungsi sebagai tempat berkumpul dan menikmati kopi bersama. Di tengah kampung, kamu bisa melihat deretan kuburan batu besar yang beratnya mencapai satu hingga lima ton, menghadirkan suasana mistis dan historis yang kuat di jantung Kampung Adat Praiyawang.

Kain Tenun Ikat: Warisan Budaya Bernilai Tinggi

Kain Ikat Sumba (source: travelinkmagz.com)
Kain Ikat Sumba (source: travelinkmagz.com)

Selain rumah adat dan upacara tradisional, kekayaan lain yang nggak boleh kamu lewatkan saat mengunjungi Kampung Adat Praiyawang adalah kain tenun ikatnya. Kain tenun di Sumba Timur bukan hanya busana, tapi juga lambang identitas, status sosial, hingga media untuk menyampaikan nilai budaya. Hampir setiap keluarga di kampung ini memiliki keahlian menenun yang diwariskan secara turun-temurun. Prosesnya pun masih dilakukan secara manual dengan alat tenun tradisional.

Setiap kain tenun ikat memiliki motif khas yang penuh filosofi. Ada motif yang menggambarkan kekuatan alam, hewan mitologis, atau simbol perlindungan dari leluhur. Warna-warna yang digunakan juga mencerminkan karakter masyarakat Sumba, berani, tegas, dan penuh semangat. Kain-kain ini biasanya dikenakan saat upacara adat, pernikahan, atau pemakaman, dan punya makna tersendiri dalam setiap penggunaannya.

Buat kamu yang tertarik, kamu bisa melihat langsung proses pembuatannya di rumah-rumah warga. Menenun bukan pekerjaan sehari dua hari, ada kain yang bisa dikerjakan hingga berbulan-bulan tergantung tingkat kerumitannya. Kalau ingin membawa pulang sebagai oleh-oleh, kamu bisa membeli langsung dari penenunnya dan ikut serta mendukung ekonomi lokal. Dijamin, setiap helai tenun ikat dari Praiyawang punya cerita dan nilai yang nggak bisa ditemukan di tempat lain.

Kubur Batu Megalitik: Simbol Kehormatan

Barisan Kuburan Batu Megalitik di Kampung Praiyawang Sumba (source: indonesiakaya.com)
Barisan Kuburan Batu Megalitik di Kampung Praiyawang Sumba (source: indonesiakaya.com)

Selain rumah adat dan tenun, satu lagi hal yang sangat mencolok di Kampung Adat Praiyawang adalah keberadaan kubur batu megalitik. Di halaman tengah kampung, kamu bisa melihat belasan batu besar yang dijadikan sebagai makam para tokoh bangsawan. Batu-batu tersebut terbuat dari batuan cadas karst khas Sumba, dipahat dengan teknik tradisional, dan dihiasi aneka ukiran yang mencerminkan status serta kehormatan orang yang dimakamkan. Usia kuburannya pun beragam, dan beberapa di antaranya sudah ada sejak akhir tahun 1800-an.

Dari sekian banyak kubur batu, ada satu yang menyimpan kisah tragis dan dikenal dengan nama Watu Mbeni, yang secara harfiah berarti Batu yang Mengamuk. Batu ini dipindahkan ke kampung sekitar tahun 1940-an menggunakan tenaga manusia dari lokasi yang cukup jauh. Saat prosesi penarikan melalui jalan menurun, miskomunikasi menyebabkan batu menggelinding tak terkendali dan menewaskan sekitar 50 hingga 60 orang. Peristiwa itu meninggalkan duka mendalam, dan sejak saat itu batu tersebut disebut Watu Mbeni sebagai penanda peristiwa kelam tersebut.

Kini, Watu Mbeni menjadi salah satu kubur batu paling dikenal di Praiyawang. Batu ini berisi empat jenazah dari satu garis keturunan, termasuk Umbu Kanabu Ndaung yang dimakamkan terakhir pada 25 Mei 2023. Jenazah beliau disatukan dengan kakek, nenek, dan saudara lelakinya dalam satu makam megalitik. Kisah di balik kubur ini menjadi pengingat betapa setiap elemen di Kampung Adat Praiyawang menyimpan cerita, baik yang sakral, historis, maupun penuh emosi manusia.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Tour di Desa Adat Ratenggaro Sumba!

Eksplor Keunikan Budaya Sumba Bersama IndonesiaJuara Trip

Melihat kekayaan budaya di Kampung Adat Praiyawang jadi pengingat betapa Sumba menyimpan tradisi yang bukan hanya indah, tapi juga penuh makna. Mulai dari rumah adat yang sarat filosofi, tenun ikat yang diwariskan turun-temurun, hingga kisah-kisah di balik kubur batu megalitik. Semuanya membentuk jati diri masyarakat Sumba yang kuat dan unik. Mengunjungi tempat-tempat seperti ini bukan cuma soal menikmati pemandangan, tapi juga soal memahami warisan budaya yang masih hidup hingga hari ini. Dan itulah yang membuat Sumba punya daya tarik tersendiri dibanding destinasi lain di Indonesia.

Kalau kamu ingin merasakan langsung keunikan budaya Sumba, kamu bisa join Sumba Tour dari IndonesiaJuara Trip. Dalam tur ini, kamu akan diajak mengeksplor kampung-kampung adat seperti Ratenggaro dan Prai Ijing, serta belajar langsung tentang tradisi, ritual, dan kehidupan masyarakatnya. Dipandu oleh tim lokal yang berpengalaman, kamu nggak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut merasakan atmosfer budaya yang kuat di setiap tempat yang dikunjungi. Cocok banget buat kamu yang cari pengalaman liburan yang berbeda, autentik, dan penuh cerita.

Banner Sumba Tour ID

Nikmati Pengalaman Berpetualang dengan IndonesiaJuara Trip