Panduan Lengkap: 5 Festival di Pulau Sumba, Budaya Autentik

Festival di pulau Sumba

Pulau Sumba, terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, merupakan sebuah permata budaya yang menyimpan kekayaan tradisi lewat serangkaian festival menakjubkan.

Dari pertarungan sengit pada festival Pasola, pesta panen Wulla Podu, hingga upacara adat yang menghormati alam seperti Festival Wai Humba, setiap perayaan di Sumba tak hanya memperlihatkan keindahan budaya lokal tapi juga erat kaitannya dengan keharmonisan sosial dan lingkungan.

Dalam artikel ini kami akan membawamu menyelami keunikan setiap festival di Sumba, mengungkap makna dan cerita di baliknya, serta memberikan gambaran kapan dan bagaimana festival-festival tersebut dirayakan, sehingga memudahkan kamu dalam merencanakan kunjungan yang mungkin sudah kamu impikan ke pulau yang kaya akan tradisi ini.

1. Pasola

Festival Pasola

Festival Pasola (source- globetrotting.com)

Festival Pasola adalah perayaan tradisional yang sangat penting di Pulau Sumba, Indonesia.

Festival ini merupakan bagian dari ritual tahunan yang biasanya dirayakan oleh orang Sumba bagian barat, bertujuan untuk memastikan panen yang baik dan membawa kemakmuran bagi masyarakat.

Inti dari Pasola adalah pertandingan adu keahlian penunggang kuda yang saling melempar tombak kayu tumpul sambil berlari kencang, suatu pertunjukan yang penuh adrenalin dan menegangkan.

Selain pertarungan, Pasola juga melibatkan berbagai kegiatan budaya lainnya yang meriah, seperti tarian tradisional, pertunjukan musik, dan pameran budaya yang menampilkan kekayaan warisan Sumba.

Kamu sebagai pengunjung dapat menikmati parade budaya dengan kostum warna-warni dan kuda yang dihias secara indah.

Saat ini Festival Pasola telah berkembang dari sebuah ritual adat menjadi perayaan budaya yang menarik minat wisatawan.

Festival Pasola

Festival Pasola (source- globetrotting.com) 1

Tradisi ini, yang berakar dalam mitologi dan ritual syukuran untuk panen yang akan datang, kini juga menjadi ajang untuk promosi pariwisata.

Meskipun Pasola sering dilihat sebagai peristiwa yang penuh aksi dan kompetitif, festival ini juga berperan penting dalam memperkuat ikatan komunitas.

Melalui persiapan dan pelaksanaan Pasola, laki-laki muda dan tua di Sumba berkumpul, berbagi pengetahuan dan keterampilan, serta merayakan kebersamaan yang menguatkan jalinan sosial antar desa dan keluarga.

Pasola diadakan setiap tahun antara bulan Februari dan Maret. Festival ini terjadi di beberapa lokasi di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, seperti di Lamboya, Kodi, Wanukaka, dan Gaura.

Terakhir kali, pada hari Jumat, tanggal 1 Maret 2024, pergelaran Pasola telah dilaksanakan di Lapangan Pasola Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat. Begitu juga di hari yang sama dilaksanakan di kecamatan Wanukaka.

Bayangkan berdiri di padang Sumba, menyaksikan penunggang kuda yang beradu kecepatan dan ketangkasan dalam festival Pasola. Apa perasaanmu saat melihat aksi penuh adrenalin itu?

2. Festival Bau Nyale

Bau Nyale Festival

Bau Nyale Festival (source- TripAdvisor)

Cacing Nyale

Cacing Nyale (source TripAdvisor)

Festival Bau Nyale di Sumba memiliki latar belakang mitologis yang kaya, yang berkaitan dengan legenda Putri Mandalika. Menurut kepercayaan lokal, cacing nyale adalah reinkarnasi dari putri ini, yang menjadi simbol kesuburan dan kemakmuran.

Festival ini tidak hanya mempertunjukkan ritual penangkapan cacing nyale, tapi juga mengeksplorasi cerita rakyat yang menggambarkan nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat Sumba.

Seperti Pasola, Festival Bau Nyale juga berkaitan dengan munculnya cacing nyale.

Festival ini umumnya diadakan sekitar bulan Februari atau Maret, tergantung pada fenomena alam kemunculan cacing nyale yang juga menandai waktu yang tepat untuk festival ini.

Selain di Sumba, festival ini juga familiar bagi orang di Lombok karena mereka juga merayakan hal yang mirip.

3. Festival Wai Humba

Festival Wai Humba

Festival Wai Humba (source sumbahospitalityfoundation.org)

Festival Wai Humba

Festival Wai Humba (source sumbahospitalityfoundation.org) 1

Festival Wai Humba fokus pada pelestarian sumber air dan refleksi terhadap praktik keberlanjutan dalam masyarakat Sumba.

Festival ini merupakan manifestasi dari kegalauan akan degradasi lingkungan, dimana masyarakat lokal menggabungkan ritual adat dengan upaya konservasi. Melalui festival ini, masyarakat Sumba mengajarkan pentingnya menjaga sumber daya alam yang merupakan bagian integral dari kehidupan mereka.

Informasi spesifik mengenai tanggal penyelenggaraan Festival Wai Humba tidak tersedia langsung dari sumber yang dijelajahi. Namun, festival ini biasanya diadakan setiap tahun dan terkait erat dengan upaya pelestarian lingkungan dan sumber air di Pulau Sumba.

Baca juga: Mengenal Desa Adat Ratenggaro, Sejarah Perang Suku Hingga Kuda Sandalwood

4. Festival Tenun Ikat Sumba

Festival Tenun Ikat Sumba

Festival Tenun Ikat Sumba (source National Geographic Indonesia)

Festival Tenun Ikat Sumba tidak hanya merupakan perayaan seni menenun yang kaya warna dan kompleks, tapi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi penduduk lokal.

Festival ini menarik perhatian dari pelancong dan kolektor dari seluruh dunia, yang membantu menghidupkan kembali industri tenun lokal dan memberikan peluang ekonomi bagi penenun di Sumba, terutama perempuan, yang mempertahankan dan mewariskan keahlian ini.

Dapatkah kamu membayangkan keindahan kain tenun ikat Sumba yang dipamerkan selama festival, setiap pola dan warna menceritakan kisah dari generasi ke generasi?

Festival Tenun Ikat Sumba biasanya diselenggarakan selama bulan Juli di Tambolaka, yang berada di Kabupaten Sumba Barat Daya.

5. Wulla Podu atau Pesta Panen

Wulla Podu, yang juga dikenal sebagai bulan pembersihan, adalah pesta panen yang sangat penting di masyarakat Marapu di Sumba.

Festival ini dirayakan untuk mengucap syukur atas hasil panen dan merupakan waktu untuk memulihkan harmoni dengan alam.

Selama Wulla Podu, masyarakat Sumba melakukan serangkaian ritual yang bertujuan untuk membersihkan desa dan jiwa, serta untuk menghormati leluhur dan memohon keberkahan untuk tahun yang akan datang. Ini menunjukkan hubungan yang erat antara masyarakat dengan tanah dan alam, serta pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bagian dari warisan budaya mereka.

Untuk festival Wulla Podu atau Pesta Panen, ini diadakan setiap tahun antara bulan Oktober dan November. Festival ini dikenal sebagai “bulan pahit” dan melibatkan berbagai ritual adat yang diadakan di berbagai kampung di Sumba Barat, terutama di Kampung Tarung​​.

Kalau kamu berencana untuk mengunjungi Sumba untuk melihat festival ini, idealnya rencanakan kedatanganmu antara akhir Oktober hingga November untuk Wulla Podu.

Kami berharap panduan ini dapat membantumu merencanakan pengalaman yang tak terlupakan di Sumba, menyaksikan bagaimana festival-festival ini lebih dari sekedar perayaan, tetapi juga pembelajaran tentang kehidupan yang harmonis dengan alam dan sesama makhluk hidup.

Untuk yang masih bingung lalu bagaimana cara kita menuju ke Sumba, kami rangkum dengan jelas di artikel tentang Cara Menuju ke Sumba, silakan membaca!

Jika cuti dan budget liburan sudah kamu persiapkan, tak ada salahnya kamu cek paket wisata yang kami sediakan di Sumba.

Indonesia Juara Trip sebagai tour operator terbaik di Indonesia menyediakan kemudahan bagi kamu untuk menuju beberapa destinasi wisata yang jarang dijamah oleh para wisatawan termasuk Sumba.

Untuk itu kami permudah semua orang yang ingin ke Sumba, dari Sumba Barat ke Timur, dengan pilihan paket Open Trip dan Private Trip. Yuk cek di sini:
Paket Wisata Open Trip Sumba 4D3N
Paket Wisata Private Trip Sumba 4D3N – 6D5N

Selamat merencanakan petualanganmu di Sumba!

Ini bukan sekadar liburan, melainkan sebuah petualangan yang akan memperkaya wawasanmu tentang warisan budaya yang autentik.

Nikmati Pengalaman Berpetualang dengan IndonesiaJuara Trip